Puji syukur
kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah, Taufik dan
Hinayahnya sehingga kami
dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dengan tema
tarian tradisional kreasi baru “TARI GEMBIRA” dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga
makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun menambah suatu
informasi bagi pembaca dalam seni tari.
Harapan kami
semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan tentang seni
tari tradisional maupun krasi baru dan
pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami
dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih
baik.
Makalah ini kami
akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang kami miliki sangat kurang. Oleh kerena
itu saya harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang
bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan
serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT
senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.
Tuban, 23
Januari 2013
Penyusun
Tari Tradisional
1. Pengertian Tari
Tari adalah gerak
tubuh secara berirama yang dilakukan di tempat
dan waktu tertentu untuk keperluan pergaulan,
mengungkapkan perasaan, maksud, dan pikiran. Bunyi-bunyian yang disebut musik
pengiring tari mengatur gerakan penari dan memperkuat maksud yang ingin
disampaikan. Gerakan tari berbeda dari gerakan sehari-hari seperti berlari,
berjalan, atau bersenam.
Menurut jenisnya, tari digolongkan menjadi tari rakyat, tari
klasik, dan tari
kreasi baru
1.1
Pengertian Tari tradisional
Tari
tradisional Indonesia mencerminkan kekayaan dan keanekaragaman bangsa
Indonesia. Beberapa tradisi seni tari seperti; tarian Bali, tarian Jawa, tarian
Sunda, tarian Minangkabau, tarian Palembang, tarian Melayu, tarian Aceh, dan
masih banyak lagi adalah seni tari yang berkembang sejak dahulu kala, meskipun
demikian tari ini tetap dikembangkan hingga kini.
Beberapa
tari mungkin telah berusia ratusan tahun, sementara beberapa tari berlanggam
tradisional mungkin baru diciptakan kurang dari satu dekade yang lalu.
Penciptaan tari dengan koreografi baru, tetapi masih di dalam kerangka disiplin
tradisi tari tertentu masih dimungkinkan.
1.2 Tari kreasi baru
Tari
kreasi baru adalah tari-tari klasik yang dikembangkan sesuai dengan
perkembangan jaman dan diberi nafas Indonesia baru.
Sebagai
hasilnya, muncullah beberapa tari kreasi
baru. Tari kreasi baru ini dapat merupakan penggalian kembali
akar-akar budaya yang telah sirna, penafsiran baru, inspirasi atau eksplorasi
seni baru atas seni tari tradisional.
Contohnya adalah
:
Tari Kupu-Kupu; Tari Merak, Tari
Gembira, Tari
Roro Ngigel, Tari
Ongkek Manis,
Tari Manipuri,
Tari Roro Wilis, Tari
Lenggang Surabaya, Tari Kasomber, Tari Eblas, dll
1.3 Jenis dan Bentuk Tari Tunggal
Nusantara
Tari tunggal nusantara adalah
jenis tari dari Nusantara yang diperagakan oleh seorang penari.Pada dasarnya,istilah
tunggal hanya menunjukkan jumlah penari saja. Sementara jenis tarian dapat
dimainkan oleh seorang atau lebih penari
Misalnya , Tari Merak bia menjadi tari
tunggal, bisa pula menjadi tari berpasangan atau kelompok.Sifat tari tunggal
menuju ke arah psikologis yang akan menjadikan seseorang sebagai subjek atau
objek dalam suatu kegiatan.
Sifat tari tunggal terdiri
atas :
1.
Lirik , yaitu tarian yang
memusatkan pada subjek atau keadaan diri pribadi, seperti bahagia,atau
haru,atau senang.
2.
Epik, yaitu sifat tari yang
mengarah pada nilai luar diri, seperti kagum atau manja.
1.4 Jenis tari Berdasarkan
Koreografinya
- Tari
tunggal ( Solo ), Tari tunggal adalah tari yang diperagakan oleh seorang
penari, baik laki-laki maupun perempuan. Contohnya tari Golek ( Jawa
Tengah )
- Tari
berpasangan ( duet/pas de duex), Tari berpasangan adalaah tari yang
diperagakan oleh dua orang secara berpasangan. Contohnya tari Topeng (Jawa
Barat)
- Tari
kelompok ( Group choreography), Tari kelompok yaitu tari yang diperagakan
lebih dari dua orang.
Tari Gembira
Tari gembira asalnipun saking
tlatah jawi tengah. Ing jaman biyen tari menika digunaaken kangge simbol
kesenengan dateng acara memperingeti kamardikan bangsa kita. Saking entene tari
menika dimenaken warga supados tansah enget lan bisa memperingeti kamardikan
bangsa kaliyan seneng lan semangat. Tari menika kangge simbol ngilangaken rasa
sayah para pejuang sesampunipun bebarengan berjuang marang kamardikan bangsa
indonesia.
Tari menika merupaaken setunggalnipun rupa tarian
saking tlatah engkang diciptaaken kangge pagelaran. Dateng perkembanganipun tari menika dipun gunaaken
kangge memperingati acara misale HUT tlatah, acara mantenan, perpisahan sekolah
lan liya-liyane.
Sak menika beksan niki sampun
dikreasiken kaliyan kreatifitas para seniman sehingga tari menika mlebet
dhateng setunggalnipun tari tradisional engkang kreasi enggal lan tari menika
enggeh dipun gunaaken dateng sedaya acara engkang ngambaraken sesenengan.
Beksan menika saget dipunlakuaken
kaliyan 3-10 tiyang utawi kelompok. Tari
menika dipungerakaken kalih gerakan engkang dinamis, sae lan lemah
gemulai. Sehingga sak menika kathah dilakuaken lare-lare kangge lambang
sesenengan lan puji syukur dumateng kersaning gusti Pangeran. Gerakan tari menika melambangken kangge ngajak
tiyang-tiyang supados seneng bebarengan.
Tari menika terdiri dhateng
beberapa gerakan misale lambai-lambaiken tangan kangge ngajak tiyang-tiyang
seneng-seneng bebareng. Tarian menika gerakipin kaya ta lare-lare alit engkang
maen bebarengan, mlayu-mlayu lan tepuk tangan kaliyan muter-muter bareng.
Gerakan-gerakan menika gerakipun
lenggak-lenggok maju mundur kaliyan tepuk tangan.
Gerakipun kesamping kanan kiri bebarengan ngajak tiyang-tiyang
goyang lan seneng-seneng bareng.
Agemanipun katon biasa lan
warnaipun cerah sehingga katon menarik lan semangat. Tata riasipun enggeh katon
rapi lan sae. Rekmaipun dipun sanggul lan diwenehi kembang melati engkang
dironce supados katon ayu lan sedep disawang.
Tarian menika pada dasaripun digunaaken kangge hiburan kesenian lan
tujuanipun kangge ngajak sedaya tiyang supados seneng bebarengan.
PENUTUP
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan
dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena
terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada
hubungannya dengan judul makalah ini.
Penulis banyak
berharap para pembaca yang budiman dusi memberikan kritik dan saran yang
membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan dan penulisan makalah
di kesempatan – kesempatan berikutnya.
Semoga makalah
ini berguna bagi penulis pada khususnya juga para pembaca yang budiman pada
umumnya.
Tuban, 23
Januari 2013
Penyusun